BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Anak adalah manusia kecil
yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik
yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa karena selalu aktif, dinamis,
antusias dan terhadap apa yang dilihat, dirasakan, mereka seolah-olah tak
pernah berhenti bereksplorasi dan
belajar. Anak bersifat egosentris,
memiliki rasa ingin tahu secara alamiah, merupakan makhluk sosial, unik, kaya
dengan fantasi, memiliki daya perhatian yang pendek, dan merupakan masa yang
paling potensial untuk belajar.
Pemahaman yang benar tentang hakikat dan landasan penyelenggaraan
pendidikan anak usia dini hendaknya dimiliki oleh setiap orang yang setara
langsung maupun tidak langsung akan berhubungan dengan anak usia dini.
Dimulai dari lingkungan
keluarga dalam hal ini adalah orang tua dan atau pihak yang terdekat dengan
anak, pendidik diberbagai lembaga pendidikan yang memberikan layanan pada anak
usia dini, masyarakat dan juga para pemegang kebijakan mulai dari pemerintah
pusat sampai daerah. Melalui pemahaman yang benar, para pihak akan dapat
memberikan layanan yang seoptimal mungkin bagi anak usia dini.
Anak usia dini adalah sosok
individu yang seorang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya.
Anak usia dini rentang usia 0 – 8 tahun ( http://www.naeya.org )
Pada masa
ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami
masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia (Ber, 1992: 18).
Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus
memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perembangan anak.
Berdasarkan
Undang – undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional berkaitan
dengan pendidikan anak usia dini tertulis pada Pasal 28 ayat 1 yang berbunyi ”Pendidikan
anak usia dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun
dan bukan merupaan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar”.
Selanjutnya
pada Bab I Pasal 1 ayat 14 ditegaskan bahwa pendidikan anak usia dini adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujuan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian ransangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, USPN, 2004: 4)
Pendidikan
anak usia dini merupaan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perembangan fisik
(koordinasi motorik halus dan kasar),
Kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spritual), Sosial
emosional (sikap berprilaku serta beragama), bahasa dan komonikasi sesuai
dengan keunian dan tahp – tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini (
http://id.wikipedia.org/wiki/pendidikan ) contohnya, ketika menyelenggarakan
lembaga pendidikan seperti Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak – anak (TK) atau Lembaga
PAUD yang berbasis pada kebutuhan anak.
Pendidikan
bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing,
mengasuh, dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan
dan keterampilan anak. Pendidikan bagi anak usia dini merupakan sebuah
pendidikan yang dilakuan pada anak yang baru lahir sampai dengan delapan tahun.
Pendidikan pada tahapan ini memfokusan pada phyisical,
intelligence, cogniture, emotional, dan social
education ( http://en.Wikipedia.org/wiki/early_childhood_education )
Sesuai
dengan keunikan dan pertumbuhan anak usia dini maka penyelenggaraan pendidikan
bagi anak usia dini disesuaikan dengan tahap – tahap perkembangan yang dilalui
oleh anak usia dini. Upaya PAUD bukan hanya dari pendidikan saja, tetapi
termasuk upaya pemberian gizi dan kesehatan anak sehingga dalam pelaksanaanya
PAUD dilakuan secara terpadu dan komperehensif
(Depdinas,. Panduan Mengajar di TK/RA,
2002. 5).
Pendidikkan
pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang
dilakuan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan, dan
pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan
kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang di perolehnya
dari lingkungan melalui cara mengamati, meniru, dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang – ulang dan
melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak. Oleh karena anak merupakan
pribadi yang unik dan melewati berbagai tahap perkembangan kepribadian, maka
lingkungan yang diupayakan oleh pendidik dan orang tua yang dapat memberikan kesempatan
pada anak untuk mengeksplorasi berbagai pengalaman dengan berbagai suasana,
hendaklah memberikan keunikan anak – anak dan disesuaian dengan tahap perkembangan
kepribadian anak.
Contoh:
Jika anak dibesarkan untuk berdoa sebelum melakukan kegiatan baik dirumah
maupun lingkungan sekolah dengan cara yang paling mudah dimengerti anak.
Sedikit demi sedikit anak pasti akan terbiasa untuk berdoa walaupun tidak didampingi
oleh orang tua ataupun guru mereka.
Usia dini lahir sampai enam tahun
merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentuan karakter dan kepribadian
seorang anak. Usia itu sebagai usia penting bagi perkembangan inteligensi permanen dirinya dan mereka
juga mampu menyerap informasi yang sangat tinggi informasi tentang potensi yang
dimiliki anak usia dini sudah banyak terdapat pada media massa dan media
elektronik.
B. Tujuan
§ Memberdayakan masyarakat dalam arti kata:
“peran
masyarakat dalam pemberdayaan PAUD seharusnya dilakukan secara fungsional.
Masyarakat perlu dilibatkan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program PAUD. Dengan demiian
PAUD menjadi program yang melembaga ditingkat daerah”
§ Meningkatkan peran serta masyarakat disekitar lembaga
PAUD “Bunda”
§ Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pendidikan
anak usia dini
§ Meningkatkan SDM masyarakat disekitar lembaga PAUD
Bunda
BAB II
PEMBAHASAN
Ada beberapa perlibatan orang tua dan masyarakat dalam
pendidikan anak usia dini yaitu:
Lingkungan
di sekitar masyarakat merupakan tempat yang
menarik di mana anak-anak dapat
belajar dan tumbuh. Anak-anak menunjukkan ketertarikan alami serta rasa ingin tahu ketika mereka bermain dengan
memanfaatkan lingkungan sekitar masyarakat. Anak-anak dapat mengembangkan
semua aspek perkembangannya, sementara pendidik dapat meningkatkan pertumbuhan
anak-anak melalui pengamatan dan berinteraksi melalui kegiatan-kegiatan yang
telah direncanakan. Dengan memanfaatkan Iingkungan masyarakat
tersebut anak-anak dapat menikmati perubahan cuaca dan musim. Lingkungan sekitar masyarakat manapun
dapat menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak-anak. Berputar-putar
di rerumputan, mencium udara sehabis turun hujan, melihat anak-anak burung yang
meninggalkan sarangnya merupakan .pengalamanpengalaman yang sangat luar biasa
bagi mereka. Selain itu, sebenarnya kegiatan-kegiatan yang
sering dilaksanakan di dalam kelas jika dibawa ke suasana Iingkungan
sekitar masyarakat juga pada umumnya memberikan pengalaman belajar yang berbeda
dan lebih mengesankan bagi mereka. Mendengarkan
cerita-cerita dari pendidik di bawah sebuah pohon, di atas hamparan rerumputan
yang hijau, dan dalam suasana angin yang
berhembus sepoi-sepoi sangat berbeda kesannya
dibandingkan
mendengarkan hal yang sama dengan suasana di dalam kelas. Lingkungan sekitar
masyarakat mampu menambah tekstur, wama, aroma dan suara-suara ke dalam
kegiatan-kegiatan dalam ruangan. Pada dasamya semua jenis/macam lingkungan dan
fasilitas umum/sosial yang ada di masyarakat dan ada di sekitar anak dapat
dimanfaatkan untuk mengoptimalkan kegiatan pengembangan/pembelajaran di lembaga
pendidikan anak usia dini sepanjang relevan dengan kompetensi dasar dan hasil
belajar yang diharapkan dicapai oleh anak. Nah menurut anda apa saja jenis
Iingkungan yang dapat dimanfaatkan di lembaga PAUD? Benar! Jenis lingkungan
masyarakat yang dapat dimanfaatkan ke dalam PAUD secara umum dapat dibagi ke
dalam tiga jenis yaitu bisa berupa Iingkungan alam atau lingkungan fisik,
lingkungan sosial dan lingkungan buatan
A. Lingkungan
Alam/Fisik
Jenis lingkungan pertama yang bermanfaat bagi kegiatan pengembangan anak-anak di lembaga PAUD adalah lingkungan alam atau
sering juga disebut dengan lingkungan fisik.
Lingkungan alam atau lingkungan fisik adalah
segala sesuatu yang sifatnya alamiah, seperti sumber daya alam yang terdapat di sekeliling kita seperti (air, hutan,
tanah, batu-batuan), tumbuhtumbuhan
dan hewan (flora dan fauna), sungai, iklim, suhu udara, dsb.
Lingkungan alam ini sangat mudah ditemukan di sekitar lembaga PAUD dan
memang secara alamiah lingkungan ini telah menyatu dengan kehidupan kita
sebagai manusia. Contoh air misalnya, siapa yang tidak mengenal air. Air adalah salah satu sumber kehidupan yang sangat
penting bagi manusia. Adanya air dalam
kehidupan kita, tepatnya di sekitar lembaga PAUD memberikan manfaat yang sangat besar bagi perkembangan anak. Anak dapat
kita perkenalkan dengan manfaat dan
kegunaan air, berbagai jenis air, sifat air, reaksi air jika diberikan perlakuan tertentu misalnya dipanaskan, didinginkan, dicampur warna atau larutan tertentu
dan lain sebagainya. Dari contoh ini
saja kita memperoleh bekal yang sangat banyak untuk kita perkenalkan kepada anak-anak.
Demikian juga tanah, mungkin banyak di antara pendidik PAUD yang kurang mempedulikan benda yang satu ini dengan alasan
kotor. Padahal sama dengan air
banyak hal yang dapat dieksplorasi
dengan benda satu ini dari mulai
jenis, sifat, kegunaan, reaksi tanah, dan lain-lain. Tanah merupakan benda yang ada di sekeliling anak yang dapat
dimanfaatkan oleh pendidik
dengan mudah, murah dan dapat memberikan
manfaat yang sangat banyak.
Pemanfaatan lingkungan alam dalam pendidikan anak usia dini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan
anak untuk:
1.
lebih
memahami gejala-gejala alam yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari
2.
dapat
menumbuhkan kesadaran sejak awal untuk mencintai alam; dan
3.
mungkin
juga anak bisa turut berpartisipasi untuk menjaga dan memelihara
lingkungan alam.
Dengan memanfaatkan lingkungan alam tentu anak akan memperoleh sesuatu yang sangat berharga dan kegiatan belajarnya yang
mungkin tidak akan ditemukan dari pengalaman belajar
di kelas.
B.
Lingkungan Sosial
Selain
lingkungan alam sebagaimana telah diuraikan di atas, jenis lingkungan lain yang kaya akan informasi bagi anak
usia dini yaitu lingkungan sosial.
Lingkungan sosial sangat tepat digunakan untuk mempelajari dasar-dasar ilmu sosial dan kemanusiaan, karena lingkungan sosial
ini berkenaan dengan interaksi anak dalam kehidupan be arakat.
Dengan memanfaatkan lingkungan sosial ini anak akan dapat mempelajari
bagaimana interaksi yang terjadi dalam lingkungan masyarakatnya. Hal ini penting dilaksanakan mengingat anak adalah
bagian dari masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu,
sejak dini mereka harus sudah diperkenalkan
dengap aturan, norma, dan ketentuan-ketentuan yang berlaku di masyarakat. Dengan mengenali aturan sejak dini
maka di kemudian hari mereka akan
mampu beradaptasi dan berintegrasi dengan lingkungan sosialnya dengan baik.
Lingkungan yang ada
di sekeliling masyarakat sebagai unsur penting dalam pengembangan aspek-aspek perkembangan anak
hendaknya dimanfaatkan secara optimal. Kira-kira
menurut Anda bagaimana cara yang dapat
ditempuh oleh pendidikan anak usia dini dalam memanfaatkan lingkungan sekitar? Tepat, jawaban Anda!iDalam
memanfaatkan lingkungan masyarakat sebagai sumber belajar dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu: Pertama dengan cara membawa kelas/anak
ke dalam lingkungan masyarakat yang akan
dipelajari, anak-anak diajak untuk mengeksplorasi segala sesuatu yang ada di lingkungannya dan yang kedua, membawa
lingkungan masyarakat itu ke dalam
kelas artinya sumber belajar menyajikan informasi atau pengalaman tertentu bagi anak di kelas. Kedua cara
tersebut secara ringkas dapat divisualisasikan sebagai
berikut:
Bagan
5.1
Cara Pemanfaatan Lingkungan Masyarakat ke dalam PAUD
Cara Pemanfaatan Lingkungan Masyarakat ke dalam PAUD
Berdasarkan bagan tersebut, cara pertama dapat dilakukan dengan melaksanakan kegiatan karyawisata (field trip), perkemahan
(school camping), dan pengamatan/survei. Pernahkah.Anda melaksanakan
kegiatankegiatan tersebut? Bagus! Berarti Anda
telah memiliki pengalaman yang luar bisa
dalam memfasilitasi kegiatan pengembangan/pembelajaran anak. Nah, berikutnya untuk lebih memahami bagaimana
kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan,
berikut ini uraiannya.
Akan lain halnya jika materi ajar itu hanya disampaikan secara lisan
oleh pendidik yang lebih banyak
menstimulasi indera pendengaran anak saja. Anak
lebih banyak terlibat dalam kegiatan yang bernuansa DDHC (Duduk, Dengar, Hafal, dan Hitung)--sebuah model
pembelajaran yang membosankan dan
kurang bermakna bagi anak. Hal lain yang juga sangat penting dengan
pemanfaatan lingkungan ini adalah bahwa materi ajar yang diperoleh anak akan sangat lengkap dan kaya
mengingat informasi yang sifatnya
visual, auditif dan kinestetik diperoleh secara bersamaan sehingga memberikan kebermaknaan (meaningful) bagi anak.
Pendidik anak
usia dini perlu memiliki kemampuan yang memadai dalam
memanfaatkan lingkungan masyarakat ke dalam pendidikan anak usia dini sehingga penyelenggaraan pendidikan anak
usia dini dapat dilaksanakan
dengan melibatkan potensi-potensi yang ada di dalam masyarakat. Kegiatan
pemanfaatan lingkungan masyarakat ke. dalam pendidikan anak usia dini bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan cara membawa kelas/anak ke dalam lingkungan yang akan dipelajari, dan kedua,
membawa lingkungan itu ke dalam kelas. Cara pertama dapat dilakukan melalui kegiatan
karyawisata, perkemahan, dan
pengamatan. Sedangkan cara kedua yaitu dengan membawa lingkungan ke sekolah/kelas, seperti
mendatangkan/mengundang nara sumber untuk berbicara secara langsung di depan anak-anak mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan
bidang tugasnya
masing-masing.
Terdapat beberapa kegiatan yang dapat ditempuh dalam merancang pemanfaatan lingkungan masyarakat, yaitu; pertama, menentukan tujuan pembelajaran yang harus dicapai anak sekaitan
dengan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar; kedua, menentukan obyek lingkungan yang akan dipelajari atau dikunjungi; ketiga, merumuskan cara belajar atau bentuk-bentuk kegiatan yang
harus dilakukan anak selama
mempelajari sumber belajar lingkungan; keempat, menyiapkan hal-hal yang sifatnya teknis.
BAB III
KESALAHAN PENDIDIKAN
DI LEMBAGA PAUD Dan DI RUMAH
A. Perlunya
Keselarasan Pendidikan Di Lembaga Dan Di Rumah
1.
Penciptaan keselarasan antara pendidikan orang tua dan pendidikan di lembaga pendidikan sangat penting sehingga terjadi
kesamaan perlakuan terhadap anak dalam
mengembangkan berbagai aspek perkembangan
yang dimilikinya secara optimal.
2.
Ditemukan beberapa kendala atau masalah dalam mengembangkan keselarasan antara pendidikan
yang dilakukan orang tua dan pendidikan pada lembaga pendidikan yaitu sebagai berikut:
a.
ada jarak sosial antara rumah dan sekolah/lembaga pendidikan;
b.
perbedaan tentang tujuan pendidikan;
c.
ada perasaan rendah diri pada kalangan orang tua yang diakibatkan keterbatasan dan
pengalaman ketidaksuksesan sekolah mereka dibandingkan para pendidik;
d.
munculnya kekhawatiran pada diri pendidik terhadap orang tua anak didik dengan tingkat
pendidikan yang lebih tinggi;
e.
orang tua merasa
tidak ada pertolongan dan kesempatan untuk berkontribusi
dalam cara yang bermakna terhadap program;
f.
orang tua dan pendidikan membawa tekanan mereka dalam hubungan tersebut.
3.
Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk membina penyelarasan antara orang tua dan
lembaga pendidikan adalah:
a.
harus ada waktu yang dijadwalkan bagi para pendidik untuk bekerja dengan orang tua;
b.
para pendidik harus mendengar dengan sungguh-sungguh dan menyampaikan gagasan bahwa orang
tua adalah pimpinan dalam tim orang tua yang mendukung perkembangan anak;
c.
program – program yang mengimplementasikan program pelibatan yang di
rancang untuk kebutuhan keterlibatan orang tua;
d.
program – program yang dibutuhkan harus bekerja untuk mendukung orang
tua seperti untuk kegiatan perawatan anak;
B.
Komonikasi Orang tua dan Pendidik terhadap Perkembangan
Anak
1.
Komunikasi Langsung
Komunikasi
langsung yaitu komunikasi yang penyampaian pesannya tidak memerlukan bantuan perantara atau media. Penyampaian pesan atau komunikator
langsung berhadapan muka (face to face) dengan penerima pesan atau komunikan, dan biasanya menyampaikan pesannya
melalui kata – kata (verbal)
dan atau isyarat (non-verbal).
2.
Komunikasi Tidak
Langsung
Adapun komunikasi tidak langsung adalah komunikasi yang dilaksanakan melalui perantara atau juga sering disebut
media. Media tersebut sengaja
dibuat melalui suatu perencanaan secara matang. Dikenal berbagai jenis media yang dapat dipakai sebagai alat
komunikasi. Secara mudah dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu media cetak dan noncetak atau elektronik.
Gambar 8.3
Komunikasi Tidak Langsung
Komunikasi Tidak Langsung
Dalam lembaga pendidikan pada umumnya media yang
banyak digunakan adalah. media cetak
seperti surat edaran dan buku penghubung/buku komunikasi, sedangkan media noncetak atau elektronik yang paling sering digunakan
adalah telepon. Hal penting yang hams diperhatikan oleh para pendidik dalam penggunaan media untuk
berkomimilcasi dengan orang ma atau pihak lain adalah mengenali
berbagai media yang diperlukan khususnya yang sesuai dengan
kebutuhan.
Komunikasi merupakan bagian penting dalam kegiatan kerja sama orang tua dan pendidikan dalam meiigembangkan berbagai
aspek perkembangan anak. Secara
umum berdasarkan langsung tidaknya komunikasi itu dilakukan terdapat dua jenis komunikasi yaitu komunikasi
langsung dan komunikasi tidak langsung. Komunikasi
langsung yaitu komunikasi yang penyampaian pesannya tidak memerlukan bantuan perantara atau media Dalam komunikasi langsung ada beberapa ciri yang harus
diketahui dan dihayati
pendidik yaitu keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif,
dan kesamaan. Komunikasi
tidak langsung adalah komunikasi yang dilaksanakan melalui perantara atau juga sering disebut media. Media tersebut sengaja
dibuat melalui suatu perencanaan secara matang. Bentuk-bentuk
kegiatan komunikasi perkembangan anak antara lain: kunjungan rumah, kunjungan sekolah, percakapan telepon, kunjungan secara kebetulan, pertemuan orang tua-pendidik, kelompok-kelompok studi, rapat orang tua yang terencana,
laporan berkala, dan buku pedoman orang tua.
Pendidikan lingkungan pada anak usia dini bukanlah hanya tanggung
jawab lembaga pendidikan, tetapi merupakan tanggung jawab semua nihak: termasuk orane tua dan masvarakat.
Tetapi sebelum orang tua dan masyarakat
terlibat langsung dalam pendidikan lingkungan, terlebih dahulu mereka harus memahami makna pendidikan
Iingkungan itu sendiri, terutama yang dikhususkan
bagi anak usia dini. Jika lingkungan diartikan sebagai segala sesuatu yang
berada di luar individu dan pendidikan diartikan
sebagai proses melatih, membimbing dan
mengarahkan seseorang agar menjadi lebih baik; maka pendidikan lingkungan secara sederhana dapat diartikan
sebagai upaya atau proses melatih, membimbing, dan mengarahkan seseorang, dalam
hal ini adalah anak usia dini agar mereka menjadi lebih berakhlak, cerdas,
sehat dan bertanggung jawab dalam menghadapi, berinteraksi, dan memanfaatkan segala
sesuatu yang berada di sekitarnya.
Pendidikan Iingkungan pada anak usia dini haruslah tepat
sasaran. Terdapat beberapa
sasaran terpenting dari pendidikan lingkungan pada anak usia dini yaitu agar anak-anak:
1.
memiliki
pengetahuan tentang lingkungan yang Iebih baik;
2.
memiliki
kemampuan berinteraksi dengan lingkungan hidup secara lebih tepat dan lebih
baik;
3.
memiliki kemampuan
mengelola Iingkungan hidup Iebih tepat dan lebih
baik;
4.
dapat memanfaatkan
lingkungan hidup lebih tepat, wajar dan lebih baik;
5.
pada
dirinya tumbuh kemauan untuk berbuat yang baik untuk lingkungan;
6.
dapat
menghindari dampalcIdampak buruk dari lingkungan dan pengaruh-pengaruh
lainnya yang lebih luas.
Keenam sasaran di atas merupakan kunci dari pentingnya penerapan pendidikan lingkungan pada anak usia dini. Dengan
pendidikan lingkungan inilah
diharapkan anak dapat memecahkan persoalanpersoalan kritis yang terkait lingkungan serta sekaligus
membantu membentuk ketahanan
anak dalam menghadapi kehidupan yang Iebih luas dan kompleks di masa depannya. Agar semua harapan tersebut dapat efektif dan melekat
dengan sempurna, maka dalam penerapannya harus
memperhatikan beberapa prinsip, sehingga
dalam pendidikan lingkungan pada anak usia dini menjadi jelas acuannya, di antara prinsipnya adalah sebagai berikut.
1.
Penyelenggaraan
Pendidikan Iingkungan hendaklah dilakukan secara aktual dan bersifat emergen.
2.
Penyelenggaraan
pendidikan lingkungan hendaklah dilakukan secara terintegrasi.
3.
Penyelenggaraan
pendidikan lingkungan hendaklah dilakukan dalam suasana yang menyenangkan atau bermain
C. Cara
Melibatkan Orang tua dalam Proses Kegiatan Belajar di Kelas dan di Luar Kelas
Kehadiran dan keterlibatan orang tua di kelas akan memberikan banyak
keuntungan baik bagi pendidik PAUD maupun bagi para orang
tua. Sesungguhnya banyak keuntungan yang diperoleh orang tua melalui pelibatan orang tua di lembaga PAUD yaitu mengembangkan rasa memiliki program, dapat mengamati bagaimana anak berhubungan dengan orang lain, memperoleh pemahaman
yang memadai tentang perkembangan anak, dapat mengapresiasi
tim pendidik, mempelajari kegiatan yang menyenangkan untuk dilakukan di rumah, bertemu teman-teman anak, membangun persahabatan yang abadi dengan
orang tua lain, dan dapat mendukung pembelajaran di rumah.
Pendidik
memperoleh keuntungan dengan adanya pelibatan orang tua yaitu: memiliki waktu untuk bersama seorang anak yang perlu perhatian atau berkesempatan melayani
kelompok yang lebih kecil,
mempelajari bagaimana orang tua memotivasi anakanaknya, melihat bagaimana anggota keluarga menolong anak memecahkan
masalah, mempelajari budaya yang berbeda-beda, serta mempelajari keterampilan khusus dan hobi yang sama-sama dimiliki
anak dan anggota keluarga.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam pelibatan
orang tua di kelas adalah:
penyambutan keluarga yang datang ke kelas, melakukan
kegiatan di dalam kelas, petunjuk untuk melakukan kegiatan, dan memberikan
penghargaan kepada orang tua.
Terdapat beberapa upaya yang
dapat dilakukan sebagai cara melibatkan orang tua dalam kegiatan di luar kelas
yang mendukung proses kegiatan anak antara
lain melalui karyawisata, membuat perlengkapan
atau bahan program kegiatan pengembangan, membantu
memperbaiki peralatan atau alat permainan di luar kelas, serta membawakan buku
dan mainan untuk anak-anak.
Dalam kegiatan karyawisata, orang tua dapat dilibatkan
dalam kegiatan perencanaan,
pengadministrasian kegiatan, pelaksanaan, dan
pada saat interpretasi pengalaman anak-anak.
Pembuatan perlengkapan
atau bahan untuk kegiatan pengembangan anak
seperti membuat alat permainan, dapat dijadikan sebagai sarana efektif untuk melibatkan orang tua dalam
kegiatan belajar anak usia dini. Para orang tua
dapat dilibatkan dalam kegiatan pengembangan anak melalui keterlibatan dalam membantu memperbaiki peralatan
atau alat permainan di luar kelas. Membawakan
buku-buku untuk dibaca anak dan alat-alat permainan tertentu dapat dijadikan upaya untuk melibatkan orang tua
di lembaga PAUD. Buku-buku yang dibawa selanjutnya
dapat dikelola di ruang keluarga yang telah
disediakan secara khusus untuk para orang tua.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Di Lembaga
kami yaitu ”PAUD BUNDA” sekarang sudah terjalin kerjasama dengan berbagai
pihak. Sesuai dengan pembinaan pengembangan anak usia dini. Pembinaan pengembangan anak dini usia dila kukan
melalui pendekatan multidipliner yang mencakup aspek kesehatan dan gizi, pendidikan dan pola pengasuhan anak secara
terpaud, mengingat semua aspek telah ada
penanggung jawab teknis masing-masing, maka perlu dibentuk pola koordinasi
lintas lembaga, dengan tidak menghilangkan fungsi masing-masing serta tidak
terjadi tumpang tindih program di lapangan. Pola pembinaan pengembangan anak
dini usia
Adapun strategi pembinaan PAUD da:pat
dilakukan melalui:
Pelaksanaan manajemen otonomi
pembinaan
Perubahan kebijakan manajemen
pendidikan yang sedang terjadi dari kebijakan sentralistik ke arah desentralistik, berarti pengambil kebijakan yang
dulunya terpusat sekarang beralih pada unit-unit kelembagaan di tingkat Kabupaten/Kota masing-masing. Karena itu
manajemen pembinaan PAUD dikelola oleh daerah masing-masing, mengacu pada pola pembinaan PAUD tersebut di atas .
Dengan
adanya kerjasama yang dilakukan oleh orang tua, masyarakat dengan Lembaga PAUD
kami sangat membantu proses belajar anak dan sangat mengoptimalkan perkembangan
anak. Dan kerjasama yang dilakukan sekarang ini membuat PAUD kami menjadi
Finalis Lomba Taman Posyandu sekabupaten Bangkalan dan menjadi juara II.
Dokumentasi Kegiatan
Dokumentasi Kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
1.
Berk.
1992: 18
2.
Depdiknas:
USPN. 2004: 4
5.
Konsep
dasar pendidikan anak usia dini (Dr. Yuliani Nurani Sujiono.MPD)
6.
Program
Pelibatan Orang tua dan Masyarakat (Ali Nugraha, Badru Zaman, A. Sy. Dina.
Dwiyana)